Breaking News
Loading...
Sabtu, 20 Desember 2014

Dalam Mihrab Cinta
By, Habiburrahman el Shirazy



Siang itu, Pesantren Al Furqon yang terletak di daerah Pagu, Kediri, Jawa Timur geger. Pengurus Bagian Keamanan menyeret seorang santri yang diyakini mencuri. Beberapa orang santri terus menghajar santri berambut gondrong itu. Santri itu mengaduh dan minta ampun.
"Ampun, tolong jangan pukul saya. Saya tidak mencuri!" Santri yang mukanya sudah berdarah-darah itu mengiba."Ayo, mengaku. Kalau tidak kupecahkan kepalamu!" Teriak seorang santri berkoplah hitam dengan wajah sangat geram."Sungguh, bukan saya pelakunya." Si Rambut Gondrong itu tetap tidak mau mengaku.
Serta merta dua bogem melayang ke wajahnya. "Nich rasain pencuri!" teriak Ketua Bagian Keamanan yang turut melayangkan pukulan. Si Rambut Gondrong mengaduh lalu pingsan.
Menjelang Ashar, si Rambut Gondrong siuman. Ia dikunci di gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Kedua tangan dan kakinya terikat. Airmatanya meleleh. Ia meratapi nasibnya. Seluruh tubuhnya sakit. Ia merasa kematian telah berada di depan mata.
Di luar gudang para santri ramai berkumpul. Mereka meneriakkan kemarahan dan kegeraman...... “ Baca kisah selanjutnya Di Sini.

 Sumber: http://www.goodreads.com/book/show/1515615.Dalam_Mihrab_Cinta 
 
Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar